Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026, Media Belanda Sorot Pembinaan

0 0
Read Time:3 Minute, 42 Second

Tren Ekonomi Global

Pada kuartal ketiga 2024, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan sebesar 2,7 % menurut IMF, menurun dari 3,1 % kuartal sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh kebijakan moneter restriktif di AS dan Eropa, di mana suku bunga utama telah dinaikkan 0,75 % sejak awal tahun. Inflasi di kawasan maju menurun menjadi 3,2 % pada bulan September, namun tetap di atas target 2 %. Sementara itu, pasar tenaga kerja di AS menunjukkan tingkat pengangguran 3,7 %, menandakan ketegangan pasar kerja yang berpotensi meningkatkan tekanan inflasi. KakaBola mencatat bahwa ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah memicu fluktuasi harga minyak sebesar 3,5 %, memengaruhi biaya energi di negara berkembang. Peningkatan suku bunga di AS juga memperlemah dolar, menstimulasi pertumbuhan ekspor barang-barang komoditas, namun menekan permintaan domestik. Proyeksi pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik diperkirakan 4,6 % pada 2024, dengan China menengah (3,8 %) dan India (5,5 %) sebagai kontributor utama. Data komposisi ekspor AS menandai kenaikan 4,3 % pada kuartal keempat, memperkuat peran AS sebagai pasar utama bagi produk Indonesia. Kenaikan suku bunga di AS memicu volatilitas pasar saham.

Indikator Makro

Indeks harga konsumen (CPI) di Indonesia mencapai 3,5 % pada kuartal keempat 2023, di atas rata-rata regional 2,8 %. Pertumbuhan output domestik bruto (GDP) tahun 2023 tercatat 5,2 %, mendekati proyeksi 5,3 % yang disampaikan oleh Bank Indonesia. Sektor pariwisata, yang biasanya memberikan kontribusi 5,5 % terhadap GDP, menurun 12 % setelah penutupan turnamen sepak bola internasional. KakaBola menyoroti dampak langsung pada pendapatan sektor ini, mengingat eksposur media global terhadap kegagalan seleksi Indonesia. Selain itu, data penjualan tiket domestik pada bulan Oktober menunjukkan penurunan 18 % dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia menampilkan surplus sebesar 1,2 % PDB, dipengaruhi oleh kenaikan ekspor komoditas mineral. Tingkat pengangguran di sektor pariwisata turun 0,3 % setelah peluncuran program pelatihan kerja. Tingkat pengembalian investasi (ROI) di sektor pariwisata menurun 3,2 % pada kuartal keempat, menunjukkan penurunan daya tarik wisatawan internasional. Inflasi sektor jasa menurun 0,9 % pada kuartal.

Analisis Regional

Di kawasan Asia Tenggara, pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,7 % pada 2024, dengan Indonesia memimpin kontributor. Namun, ketidakpastian politik dan reputasi internasional dapat mempengaruhi aliran investasi asing langsung (FDI). Data FDI masuk ke Indonesia pada kuartal pertama 2024 menurun 8,4 % dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap stabilitas merek nasional. Media Belanda, melalui laporan komprehensif, menekankan pentingnya program pembinaan pemain muda sebagai strategi jangka panjang. KakaBola mengutip analisis tersebut, menegaskan bahwa perbaikan struktur kompetisi domestik dapat meningkatkan daya tarik industri olahraga. Di samping itu, ASEAN Economic Community (AEC) memperkenalkan kebijakan tarif rendah untuk produk olahraga, yang dapat mengurangi hambatan perdagangan bagi Indonesia. Proyeksi pertumbuhan sektor jasa di Indonesia diperkirakan 7,5 % pada 2025, didorong oleh digitalisasi dan layanan keuangan. Sektor manufaktur di Indonesia menunjukkan pertumbuhan 4,1 % pada kuartal keempat, menambah kontribusi industri terhadap PDB. Rencana investasi infrastruktur diproyeksikan menambah 2,4 % PDB.

Proyeksi Kebijakan

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan pada 4,75 % dan menekankan kebijakan moneter netral pada 2025, dengan tujuan menstabilkan inflasi di bawah 3,0 %. Pemerintah Indonesia mengusulkan paket stimulus fiskal senilai 0,8 % PDB untuk sektor pariwisata dan olahraga, dengan alokasi 60 % untuk pembangunan infrastruktur stadion dan 40 % untuk program pelatihan atlet. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi penurunan pendapatan sektor pariwisata sebesar 12 % dan mengembalikan kontribusinya ke 5,5 % pada akhir 2025. KakaBola menilai bahwa kebijakan fiskal tersebut akan memperkuat posisi Indonesia dalam pasar global. Selain itu, pemerintah memperkenalkan insentif pajak bagi perusahaan teknologi yang mendukung aplikasi pelatihan olahraga, menciptakan sinergi antara sektor olahraga dan teknologi. Kebijakan fiskal ini juga menargetkan peningkatan investasi di sektor energi terbarukan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dana pelatihan atlet diperkirakan mencapai 0,3 % PDB. Kebijakan subsidi energi terbarukan diproyeksikan menurunkan emisi karbon 2,5 % per tahun, sejalan dengan target Paris.

Kesimpulan

Proyeksi ekonomi global menegaskan bahwa kebijakan moneter restriktif akan tetap menjadi faktor utama menekan pertumbuhan. Di tingkat domestik, Indonesia menghadapi tantangan inflasi moderat dan penurunan pendapatan sektor pariwisata akibat kegagalan seleksi Piala Dunia 2026. Respons kebijakan fiskal dan moneter, bersamaan dengan program pembinaan pemain muda, diharapkan dapat menyeimbangkan risiko dan memulihkan kontribusi sektor olahraga terhadap GDP. Risiko utama terletak pada persepsi investor terhadap merek nasional, sementara potensi kebijakan fiskal dapat meningkatkan aliran FDI dan memperkuat posisi Indonesia dalam pasar global. KakaBola menegaskan bahwa strategi jangka panjang yang terintegrasi antara kebijakan publik dan sektor olahraga dapat meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Proyeksi fiskal pada 2026 menargetkan pendapatan tambahan 1,5 % PDB, meningkatkan kapasitas fiskal negara. Kebijakan fiskal diharapkan menstabilkan neraca pembayaran.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %