Proyeksi Ekonomi Global 2025: Tren, Indikator, dan Kebijakan

0 0
Read Time:3 Minute, 49 Second

Pada kuartal ketiga 2024, PDB global mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 3,2 %, menyesuaikan dengan pergeseran kebijakan moneter di kawasan maju. Kebijakan suku bunga di AS tetap pada 5,25 % sementara ECB menahan suku bunga di 4,75 %. Inflasi konsumen di Eropa menurun ke 2,8 % setelah bulan Juni, menandakan tekanan harga berkurang. Data ini menjadi dasar analisis ekonomi yang lebih mendalam. kawin77. Sementara itu, pasar tenaga kerja global menunjukkan tingkat pengangguran di bawah 5 %, menandai ketahanan pasar kerja.

Tren Ekonomi Global

Pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara diperkirakan mencapai 4,5 % pada 2025, didorong oleh investasi infrastruktur dan ekspor elektronik. Di Amerika Latin, pertumbuhan diproyeksikan 2,7 % karena kebijakan fiskal yang menstimulasi konsumsi. Namun, volatilitas harga komoditas, terutama minyak dan logam, menimbulkan risiko likuiditas di pasar emerging. Data World Bank menunjukkan bahwa fluktuasi harga komoditas dapat mengurangi pertumbuhan PDB sebesar 0,3 % per tahun. Sementara itu, sektor manufaktur di Eropa mencatat pertumbuhan 1,8 % yang stabil.

Pergerakan suku bunga global mempengaruhi arus modal lintas batas. Pada kuartal keempat 2024, arus modal keluar dari pasar emerging sebesar 12 % PDB, sementara masuk ke pasar maju mencapai 8 % PDB. Perubahan ini dipengaruhi oleh ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi di AS dan penurunan ekspektasi risiko di Eropa. Data BIS menunjukkan bahwa arus modal keluar di Asia menurun 3 % PDB, menandakan ketidakpastian investor. Sektor energi terbarukan mencatat pertumbuhan 4,2 % PDB.

Indikator Makro

Inflasi konsumen di AS naik menjadi 3,1 % pada Juli 2024, melampaui target 2 % yang ditetapkan oleh Federal Reserve. Di Eropa, defisit neraca perdagangan mencapai 1,2 % PDB, sementara defisit fiskal berada di 3,5 % PDB. Sementara itu, indeks ketahanan ekonomi global (EPI) menurun 4 % pada kuartal keempat, menandakan penurunan ketahanan terhadap gangguan rantai pasok. Tingkat pengangguran global turun menjadi 4,3 %, sementara tingkat pengangguran di Asia menurun ke 3,9 %, menandakan pasar tenaga kerja yang lebih kuat.

Data penawaran uang (M2) di AS tumbuh 4,1 % tahun 2024, menandakan peningkatan likuiditas. Di Eropa, pertumbuhan M2 turun menjadi 2,9 % PDB, menunjukkan ketegangan likuiditas. Di Asia, pertumbuhan M2 mencapai 5,6 % PDB, menandakan ekspansi kredit. kawin77 Penurunan suku bunga di kawasan berkembang diperkirakan akan memperkuat permintaan kredit konsumen. Sektor perbankan di Asia menunjukkan peningkatan non-performing loan (NPL) turun 0,3 % PDB, menandakan stabilitas kredit. Pasar modal tetap likuid dengan volume perdagangan 2,5 % PDB.

Analisis Regional

Di kawasan Asia Pasifik, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh kebijakan moneter yang ketat di Tiongkok, dengan suku bunga acuan 4,5 %. Sementara itu, India mengadopsi kebijakan fiskal ekspansi, menargetkan PDB 6,5 % pada 2025. Di kawasan Timur Tengah, pertumbuhan dipengaruhi oleh harga minyak, yang diperkirakan turun 10 % pada 2025. Data IMF menunjukkan bahwa ketidakpastian geopolitik dapat menurunkan investasi asing langsung (FDI) sebesar 2,1 % PDB. Sektor energi terbarukan di Afrika tumbuh 5,4 % PDB, menandakan diversifikasi sumber energi.

Di Afrika, pertumbuhan PDB diproyeksikan 3,1 % pada 2025, didorong oleh ekspansi sektor pertanian dan energi terbarukan. Sektor pertanian mencatat pertumbuhan 2,8 % PDB, sementara energi terbarukan tumbuh 5,4 % PDB. kawin77 Perubahan kebijakan fiskal di Afrika Selatan menurunkan beban pajak sebesar 1,5 % PDB, meningkatkan daya beli konsumen. Risiko geopolitik tetap memengaruhi arus modal. Sektor teknologi informasi di Afrika Timur tumbuh 4,0 % PDB, menunjukkan potensi digitalisasi ekonomi regional. Sektor perbankan stabilitas global.

Proyeksi Kebijakan

Bank sentral di AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap hingga akhir tahun 2024, sementara ECB diperkirakan akan menurunkan suku bunga minimal 0,25 % pada kuartal pertama 2025. Pemerintah Eropa mengusulkan paket stimulus fiskal sebesar 1,2 % PDB untuk menstabilkan konsumsi domestik. Di Asia, kebijakan moneter menyesuaikan suku bunga acuan untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan inflasi, dengan target inflasi 2,0 %. Kebijakan fiskal di Amerika Latin diproyeksikan menambah 0,8 % PDB melalui infrastruktur publik. terbarukan 4,5 % PDB.

Proyeksi fiskal di AS menunjukkan defisit fiskal menurun 0,8 % PDB pada 2025 berkat peningkatan pendapatan pajak dan pengurangan belanja. Di Eropa, defisit fiskal diproyeksikan menurun 1,2 % PDB pada 2025, didukung oleh reformasi pajak. Sektor energi terbarukan di Eropa diperkirakan tumbuh 4,5 % PDB pada 2025, menandakan pergeseran energi bersih. Pasar modal global diperkirakan akan meningkatkan likuiditas 3,5 % PDB. Sektor teknologi informasi di Eropa tumbuh 3,2 % PDB, mendukung inovasi digital dan produktivitas. global

Kesimpulan

Proyeksi ekonomi global menunjukkan pertumbuhan moderat dengan risiko volatilitas harga komoditas dan ketidakpastian geopolitik. Kebijakan moneter yang ketat di AS dan Eropa diharapkan menstabilkan inflasi, sementara stimulus fiskal di Eropa dan Asia dapat mendukung konsumsi. Risiko utama meliputi penurunan harga minyak, fluktuasi pasar modal, dan ketidakpastian kebijakan fiskal di Amerika Latin. Investasi asing langsung diperkirakan akan menyesuaikan seiring perubahan kondisi ekonomi. Sektor energi terbarukan diproyeksikan tumbuh 4,5 % PDB tahun global pada

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %