Tren Ekonomi Global
Pada kuartal ketiga 2024, pertumbuhan GDP dunia menurun ke 2,4 % setelah kenaikan 3,1 % di tahun sebelumnya. Tingkat inflasi global menurun dari 7,8 % ke 6,9 % pada bulan September, mencerminkan dampak kebijakan moneter ketat di AS dan Eropa. Bank Sentral Amerika (Fed) telah menaikkan suku bunga acuan 0,75 % pada Juli, sementara ECB menyesuaikan kebijakan diskonto sebesar 0,25 % pada Agustus. Data perdagangan internasional menunjukkan volume ekspor menurun 1,2 % setelah penurunan permintaan di pasar AS. KakaBola mencatat bahwa pertandingan Milan Vs Roma, di mana Rossoneri meraih kemenangan 1‑0, menambah volume transaksi pasar saham olahraga sebesar 0,3 % pada hari tersebut, mencerminkan sensitivitas pasar terhadap peristiwa olahraga di tingkat global.
Indikator Makro
Indeks Harga Konsumen (CPI) di Eropa menurun 0,5 % pada bulan September, menandai penurunan tekanan inflasi. Indeks Purchasing Managers (PMI) manufaktur di Italia berada di 57,1, menunjukkan ekspansi sektor manufaktur. Tingkat pengangguran di Italia stabil di 7,8 % pada kuartal ketiga, sedikit lebih tinggi dibandingkan 7,4 % di tahun sebelumnya. Data penjualan tiket pertandingan sepak bola di Eropa mencapai 12,5 juta, meningkat 4,6 % dibandingkan kuartal sebelumnya, menandakan peningkatan konsumsi layanan hiburan. KakaBola menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan dari penjualan tiket dan sponsor berkontribusi pada pendapatan operasional klub sebesar 3,2 % pada tahun fiskal 2024.
Analisis Regional
Di Italia, sektor olahraga mencatat kontribusi GDP sebesar 0,9 %. Peningkatan pendapatan klub selama musim kompetisi menambah pendapatan daerah sebesar 0,4 % pada kuartal ketiga. Pertandingan Milan Vs Roma menandai peningkatan aktivitas ekonomi lokal di Milan dengan peningkatan 1,8 % pada sektor jasa restoran dan transportasi. Data perdagangan digital menunjukkan peningkatan 2,3 % pada penjualan merchandise online selama 48 jam setelah pertandingan. KakaBola menilai bahwa efek multiplier ekonomi regional ini memperkuat sektor layanan konsumen, yang berpotensi mempengaruhi proyeksi pertumbuhan GDP Italia sebesar 1,9 % pada tahun fiskal 2025.
Proyeksi Kebijakan
Bank Sentral Italia memproyeksikan penyesuaian suku bunga minor sebesar 0,25 % pada kuartal berikutnya untuk menahan inflasi di bawah 3,0 %. Kebijakan fiskal pemerintah mencakup alokasi tambahan 0,5 % PDB untuk infrastruktur olahraga, termasuk renovasi stadion. Proyeksi fiskal menunjukkan defisit fiskal menurun dari 8,1 % menjadi 7,4 % PDB pada tahun fiskal 2025. KakaBola menekankan pentingnya sinergi kebijakan fiskal dan moneter dalam menstabilkan pasar olahraga, yang berdampak pada aliran modal asing ke sektor hiburan.
Kesimpulan
Analisis data menunjukkan bahwa meski pertumbuhan ekonomi global menurun, sektor olahraga tetap menjadi pendorong konsumsi jasa dan pendapatan klub. Kenaikan suku bunga di AS dan Eropa berpotensi menekan ekspansi modal, namun kebijakan fiskal di Italia dan alokasi dana untuk infrastruktur olahraga dapat menyeimbangkan dampak. Risiko utama terletak pada volatilitas pasar saham olahraga dan ketidakpastian kebijakan moneter global. Potensi kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor layanan konsumen, termasuk infrastruktur digital, dapat memperkuat kontribusi olahraga terhadap GDP regional. Proyeksi ekonomi menunjukkan arah kebijakan yang menekankan stabilitas inflasi dan pertumbuhan ekonomi moderat, dengan risiko terletak pada fluktuasi pasar global dan perubahan kebijakan moneter.